Sudah 11 tahun berlalu. Rasanya baru kemarin saja aku masuk rumah bersalin itu dan melahirkannya. Tepat di saat para buruh berdemo untuk meminta kenaikan tingkat kesejahteraannya di Hari Buruh Dunia, 1 Mei 2002.
Di saat heboh itu, perut gendutku mules tiada tara. Dengan bantuan induksi yang 'ekstra' dan tanpa kehadiran bapak bayiku yang memang sedang bekerja di Tanah Papua, aku melahirkan bayi perempuan yang sekarang menjadi anak perempuanku satu-satunya.
Kini, Teteh Reihana sudah besar. Sudah jadi ABG manis yang ceriwis. Banyak sekali suka duka yang sudah hadir bersama kehadirannya.
Terima kasih Ya Allah, atas kehadirannya bagi hidup kami. Semoga Engkau selalu menjaganya. Semoga Reihana selalu sehat pintar, berguna, membanggakan siapa pun yang mengenalnya, dan menjadi perempuan solehah. Aamiin...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar